am hasibtum an tadkhulul jannata
amأَمْ Or ḥasib'tum حَسِبْتُمْ (do) you think an أَن that tadkhulū تَدْخُلُوا۟ you will enter l-janata ٱلْجَنَّةَ Paradise walammā وَلَمَّا while not yatikum يَأْتِكُم (has) come to you mathalu مَّثَلُ like (came to) alladhīna ٱلَّذِينَ those who khalaw خَلَوْا۟ passed away min مِن from qablikum قَبْلِكُمۖ before you? massathumu مَّسَّتْهُمُ
Inilah3 Level Ujian dalam Kehidupan, Jika Mampu Melewati Ujian yang Ketiga Selamat Anda Luar Biasa!
السلامعليكم ورحمة الله وبركا ته. اللهم صل على محمد وعلى آل محمد. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَمْ
Amhasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul lazeena khalaw min qablikum massathumul baasaaa’u waddarraaaa’u wa zulziloo hattaa yaqoolar Rasoolu wallazeena aamanoo ma’ahoo mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahi qareeb English Translation Here you can read various translations of verse 214 Sahih International
Amhasibtum an tadkhulul jannata wa lammaa yaa-tikum masalul lazeena khalaw min qablikum massathumul baasaaa'u waddarraaaa'u wa zulziloo hattaa yaqoolar Rasoolu wallazeena aamanoo ma'ahoo mataa nasrul laah; alaaa inna nasral laahiqareeb 215. Yas'aloonaka maazaa yunfiqoona qul maaa anfaqtum min khairin falil waalidaini wal
Süddeutsche Zeitung Heirats Und Bekanntschaften Suche. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID OmsEzjKZsi-hU_BH45WJ9qb0H3bezk8AsDafa5knsNseQ8i4GFs5wg==
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ Arab-Latin Am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya`tikum maṡalullażīna khalau ming qablikum, massat-humul-ba`sā`u waḍ-ḍarrā`u wa zulzilụ ḥattā yaqụlar-rasụlu wallażīna āmanụ ma'ahụ matā naṣrullāh, alā inna naṣrallāhi qarībArtinya Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Al-Baqarah 213 ✵ Al-Baqarah 215 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Mengenai Surat Al-Baqarah Ayat 214 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 214 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penafsiran dari para pakar tafsir terhadap kandungan surat Al-Baqarah ayat 214, di antaranya seperti di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaApakah kalian mengira wahai kaum Mukminin akan memasuki surga, sedang belum datang kepada kalian cobaan yang serupa dengan ujian yang telah menimpa kaum Mukminin yang telah berlalu sebelum kalian seperti cobaan kemiskinan, menderita berbagai penyakit, dilanda rasa takut dan cekaman kegelisahan, dan digoncang dengan berbagai macam rasa takut, hingga Rasul mereka dan kaum mukminin yang bersamanya mengatakan, lantaran menginginkan pertolongan yang segera dari Allah," Kapan Pertolongan Allah tiba ? " Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan kaum Mukminin.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram214. Apakah kalian -wahai orang-orang mukmin- menyangka akan masuk surga sedangkan kalian belum menerima ujian seperti yang diterima oleh orang-orang sebelum kalian. Mereka dahulu ditimpa kemiskinan dan penyakit yang berat, serta diguncang oleh beragam ketakutan. Bahkan ujian yang mereka terima memaksa mereka untuk meminta segera diberikan pertolongan dari Allah. Sehingga Rasul dan orang-orang mukmin yang menyertainya berkata, “Kapan pertolongan Allah akan datang?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat dengan orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah214. Hai orang-orang beriman, apakah kalian mengira akan dapat masuk surga hanya dengan keimanan semata, sedangkan keimanan kalian belum diuji dengan musibah seperti yang menimpa orang-orang beriman sebelum kalian; mereka telah tertimpa kemiskinan, penyakit, ketakutan, dan berbagai musibah lainnya. Rasulullah dan orang-orang beriman merasa bahwa pertolongan Allah lama kedatangannya dengan mengatakan “Kapan akan datang pertolongan Allah yang telah dijanjikan kepada kita?” Bergembiralah dengan kedatangan pertolongan-Nya, karena sekarang telah datang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah214. أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ Mereka ditimpa oleh malapetaka Yakni kemiskinan dan kefakiran. وَالضَّرَّآءُ dan kesengsaraan Yakni wabah penyakit dan luka-luka di jalan Allah. وَزُلْزِلُوا۟ serta digoncangkan Yakni ditakut-takuti dan diganggu dengan gangguan yang sangat. حَتَّىٰ يَقُولَ sehingga berkatalah Rasul Yakni keadaan ini terus berlangsung sampai pada titik dimana Rasul dan orang-orang yang bersamanya mengatakan perkataan ini. مَتَىٰ نَصْرُ اللَّـهِ ۗ “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Mereka mengatakan perkataan ini sebagai bentuk permohonan pertolongan dan merasakan lambatnya kedatangannya dan lamanya keterlambatannya. Maka Allah memberi mereka kabar gembira dengan firman-Nya أَلَآ إِنَّ نَصْرَ اللَّـهِ قَرِيبٌ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Jalan menuju surga tidak akan diraih kecuali dengan kesabaran, bacalah firman Allah { أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ } "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.". 2 . Barangsiapa yang menginginkan ketenangan dan menolak gangguan dan tidak pula ingin menyalahi dirinya, serta tidak menghendaki berhadapan dengan rintangan, maka dia tidak akan menggapai jalan menuju surga. { أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا }. 3 . Sesungguhnya iman itu menetap di lubuk hati setiap orang, akan tetapi ia butuh getaran yang kuat yang membuatnya terangkat dan nampak, oleh karena itu terkadang musibah dan tekanan membuat iman itu nampak. 4 . Tadabburilah ayat ini jika ummat tertimpa suatu musibah keras { حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ } ketika musibah tengah menghampiri mereka hingga musibah itu mencapai derajatnya yang paling keras, mereka pun berkata { مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ } yakni mereka memohon kemenangan atas musuh-musuh mereka, dan mereka berdoa kepada Allah memohon penyelesaian masalah.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah214. Ataukah kalian mengira bahwa kalian akan dimasukkan surga hanya karena keimanan kalian saja dan tidak ditimpa sesuatu layaknya orang-orang sebelum kalian seperti penderitan, cobaan, ketakutan, kefakiran, sakit, lapar, dan diri mereka harus menerima ketakutan dan teror, serta dan mereka terus ditimpa musibah sampai pada keadaan dimana nabi dan orang-orang mukmin berkata ketika ditimpa musibah “Kapankah pertolongan Allah yang dijanjikan untuk kita datang?” Dan pertolongan Allah itu sangat dekat dengan orang-orang mukmin. Ayat ini turun pada hari peperangan khandaq, ketika orang-orang mukmin ditimpa kesusahan, penderitaan, panas, dingin, kehidupan yang sukar, an berbagai macam kesulitan, sebagaimana firman Allah SWT {Hunaalikabtalal mu’minuuna wazulziluu zilzaalan syadiidaa} Al-Ahzab 33/11Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahApakah kalian mengira} kalian mengira {bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian sesuatu seperti orang-orang terdahulu sebelum kalian} dan kalian belum ditimpa oleh hal serupa yang menimpa orang-orang terdahulu sebelum kalian {Mereka ditimpa kemelaratan} kefakiran dan kesusahan {penderitaan} penyakit {mereka diguncang} mereka diguncang dengan berbagai cobaan {sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H214. Allah mengabarkan bahwasanya dia sudah pasti akan menguji hamba hambaNya dengan kesenangan dan kesengsaraan, serta kesulitan sebagaimana yang Dia lakukan terhadap orang-orang yang sebelumnya, karena itu adalah sunnahNya yang berjalan, yang tidak berganti dan tidak berubah. Yaitu bahwa barangsiapa yang menegakkan agama dan syariatNya, ia pasti akan diuji, apabila dia bersabar dalam perintah Allah dan tidak mempedulikan kesulitan yang menghadang di hadapannya, maka dia adalah orang yang benar dan mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dan jalan kepemimpinan. Dan barangsiapa yang menjadikan fitnah ujian manusia seperti siksa dari Allah, yakni bahwa dia terhalang oleh segala kesulitan dari tujuan yang ditempuhnya, dan dia dibelokkan oleh cobaan-cobaan dari maksud dan sasarannya, maka dia adalah pembohong dalam pengakuan keimanannya ketika keimanan itu bukanlah dengan kekaguman, angan-angan, dan sebatas pengakuan, hingga perbuatan yang akan membenarkan atau mendustakannya. Sesungguhnya telah terjadi pada umat-umat terdahulu apa yang diceritakan oleh Allah tentang mereka, “mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,” yakni, kemiskinan dan penyakit pada tubuh mereka, “serta digoncangkan dengan bermacam macam cobaan,” dengan berbagai macam ketakutan seperti ancaman pembunuhan dan pengusiran, harta mereka diambil, pembunuhan orang-orang yang dicintai, dan macam-macam hal yang berbahaya hingga kondisi mereka memuncak dan goncangan itu membuat mereka merasa bahwa kedatangan pertolongan Allah itu lambat padahal mereka yakin akan kedatangannya. Akan tetapi karena situasi yang dahsyat dan kesulitan itu hingga berkatalah “Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya Pertolongan Allah?’” Dan ketika datang pertolongan Allah pada kesusahan, dan setiap kali perkara telah terasa sulit kemudian menjadi lapang, Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Demikianlah setiap orang yang menegakkan kebenaran itu pasti akan diuji, dan ketika persoalannya semakin sulit dan susah lalu dia bersabar dan tegar menghadapinya, niscaya ujian tersebut akan berubah menjadi anugerah untuknya, dan segala kesulitan itu menjadi ketenangan, lalu Allah mengusulkan semua itu dengan kemenangannya atas musuh-musuhnya serta mengobati penyakit yang ada dalam hatinya. Ayat ini sejalan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." QS. Al-imran ayat 142 "ALIF LAM MIM. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" QS. Al-ankabut ayat 1-3 Ketika ujian itu ada, maka seseorang menjadi mulia atau menjadi hina karenanya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata { أَمۡ حَسِبۡتُمۡ } Am Hasibtum Apakah engkau mengira. Kata Am di sini diartikan Al-munqathi’ah, terputus, mata diartikan seperti arti bal tetapi dan hamzah, sehingga menjadi pertanyaan untuk pengingkaran. Mengingkari perkiraan mereka karena tidak pada tempatnya. { لَمَّا } Lammaa Huruf lam merupakan lam nafiyah yang bermakna belum. { َّثَلُ } Matsalu Sifat dan keadaan orang-orang sebelum kalian. { ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ } Al-Ba’saa wadh Dharraa’ al-Ba’saa berarti kesusahan, yaitu kesusahan memenuhi kebutuhan atau yang lainnya. Sedangkan adh-Dharraa’ adalah penyakit, luka, ataupun pembunuhan. { مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ } Mata nashrullah pertanyaan berisi harapan, disebabkan lambatnya pertolongan datang. Makna ayat Allah Ta’ala mengingkari kaum mukminin dan mereka sedang dalam keadaan kesulitan dan kesusahan bahwa mereka akan masuk surga tanpa ujian dan cobaan, baik dalam diri, harta. Akan tetapi akan menimpa mereka apa yang telah menimpa orang-orang sebelum mereka dengan berbagai bentuk kesulitan dan penyakit, dan kegoncangan. Dimana hal itu adalah kegoncangan dan kekhawatiran dari berbagai hal yang menakutkan. Sampai-sampai Rasul dan orang-orang mukmin yang bersamanya mempertanyakan datangnya pertolongan yang dijanjikan kepada mereka. “Kapankah datang pertolongan Allah?”. Maka Allah Ta’ala menjawab pertanyaan mereka itu dengan firman Nya “Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Pelajaran dari ayat • Ujian dengan berbagai beban dari syariat, seperti jihad dengan mengorbankan jiwa, harta, merupakan hal yang penting sebagai jalan masuk ke dalam surga. • Anjuran untuk mengambil tealad dan contoh dari orang-orang shalih dalam beramal dan bersabar. • Kemungkinan untuk terjadi hal-hal yang manusiawi pada diri rasul, seperti kekhawatiran dan merasa lambat datangnya janji ilahi yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. • Penjelasan mengenai ujian yang menimpa Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya berupa kesulitan dan kesusahan, tatkala sedang berjihad dan diboikot oleh orang-orang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Baqarah ayat 214 Ini adalah arahan kepada nabi ﷺ dan pengikutnya yang pemberani serta anjuran bagi mereka tetap kokoh dan sadar mendapatkan pertolongan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, ini menunjukkan bahwa termasuk sunnatullah yang tidak dapat dirubah adalah memberikan ujian dan cobaan kepada orang yang menegakkan agama dan syari'at-Nya . jika seseorang bersabar terhadap perintah Allah dan tidak peduli terhadap rintangan yang menghadang, maka dia adalah orang yang benar imannya dan akan memperoleh kebahagiaan secara sempurna. Sebaliknya, orang yang menjadikan gangguan manusia sebagai azab Allah, yakni rintangan tersebut malah menjadikannya berpaling dari perintah Allah dan agama-Nya, maka imannya dusta. Yakni kemiskinan yang sangat berat. Seperti penyakit. Misalnya diancam untuk dibunuh, diasingkan, diambil hartanya, dibunuh kekasihnya dsb. Cobaan tersebut bahkan sampai pada tingkatan menyangka lambatnya pertolongan Allah padahal mereka yakin terhadap pertolongan-Nya. Akan tetapi karena keadaan yang sangat kritis itu yang membuat mereka sampai berkata seperti itu. Ayat ini menunjukkan bahwa kelonggaran datang ketika terjadi kesempitan dan kemudahan setelah kesulitan. Setiap kali penderitaan semakin menjadi, maka ketika ia bersabar ujian berubah menjadi nikmat, kelelahan berubah menjadi istirahat, dan diakhiri dengan kemenangan terhadap musuh sekaligus obat terhadap rasa sakit di hati.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 214Ketika orang-orang mukmin di madinah menderita kemiskinan karena meninggalkan harta benda mereka di mekah dan juga akibat peperangan yang terjadi, Allah bertanya untuk menguji mereka. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan dan penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, kapankah datang pertolongan Allah' ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman yang sedang menghadapi bermacam kesulitan dan menumbuhkan keyakinan bahwa tidak lama lagi akan datang pertolongan Allah yang membawa mereka menuju kemenangan. Diriwayatkan bahwa seorang pria lanjut usia dan kaya raya bernama amr bin al-jamuh al-anshari bertanya kepada rasulullah, harta apa yang sebaiknya aku nafkahkan dan kepada siapa aku berikan' Allah lalu menurunkan ayat ini untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka bertanya kepadamu, wahai nabi Muhammad, tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, seperti saudara kandung, paman, bibi, dan anak-anak mereka, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Mereka hendaknya diprioritaskan untuk menerima infak sebelum orang lain. Infak pada ayat ini adalah sedekah yang bersifat anjuran, bukan zakat yang diwajibkan dalam agama dan telah ditentukan siapa yang berhak menerimanya seperti dibahas pada surah at-taubah/9 60. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah maha mengetahui. Dalam ayat ini kata al-khair disebut dua kali; yang pertama berarti harta al-ma'l dan yang kedua berarti kebajikan dalam arti dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah kumpulan penjabaran dari berbagai ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 214 arab-latin dan artinya, semoga bermanfaat untuk kita semua. Sokong dakwah kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Link Tersering Dikaji Ada berbagai halaman yang tersering dikaji, seperti surat/ayat Yasin, Al-Waqi’ah, Do’a Sholat Dhuha, Shad 54, Al-Mulk, Al-Kahfi. Juga Asmaul Husna, Al-Baqarah, Ayat Kursi, Ar-Rahman, Al-Kautsar, Al-Ikhlas. YasinAl-Waqi’ahDo’a Sholat DhuhaShad 54Al-MulkAl-KahfiAsmaul HusnaAl-BaqarahAyat KursiAr-RahmanAl-KautsarAl-Ikhlas Pencarian surat al baqarah ayat 1-5, surat al-kautsar, at tariq, al baqarah 275, surat al mulk lengkap Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 286 ayat “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya Bilakah datangnya pertolongan Allah.’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. QS. Al-Baqarah 214 Allah swt. berfirman am hasibtum an tadkhulul jannata “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga.” Sebelum kamu diuji dan dicoba, sebagaimana yang Allah Ta’ala timpakan kepada orang-orang yang sebelum kamu. Oleh karena itu, Dia pun berfirman wa lammaa ya’tikum matsalul ladziina khalau min qablikum massatHumul ba’saa-u wadl-dlarraa-u “Padahal belum datang kepadamu [cobaan] sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan.” Yaitu berupa berbagai macam penyakit, musibah, dan cobaan.” Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Abu al-Aliyah, Mujahid, Sa’id bin Jabir, Murrah al-Hamdani, Hasan al-Bashri, Qatadah, adh-Dhahhak, Rabi’ bin Anas, as-Suddi, dan Mugatil bin Hayyan mengatakan, al-ba’saa berarti kefakiran, adh-dharra’ berarti penyakit, wa zulzilu berarti dibuat terguncang jiwa mereka dengan goncangan yang keras dari musuh, dan mereka diuji dengan berbagai cobaan yang sangat berat. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih, dari Khabab bin al-Arat, ia menceritakan, kami tanyakan “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak memohon pertolongan untuk kami, dan mengapa engkau tidak mendo’akan kami?” Maka beliau pun bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian, ada di antara mereka yang digergaji pada tengah-tengah kepalanya hingga terbelah sampai kedua kakinya, namun hal itu tidak memalingkan dirinya dari agama yang dipeluknya. Ada juga yang tubuhnya disisir dengan sisir besi sampai terpisah antara daging dan tulangnya, namun hal itu tidak menjadikannya berpaling dari agamanya.” Selanjutnya beliau bersabda, “Demi Allah, Allah benar-benar akan menyempurnakan perkara agama ini sehingga seorang yang berkendaraan dari Shana menuju ke Hadhramaut tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan hanya mengkhawatirkan serigala atas kambingnya. Tetapi kalian adalah kaum yang tergesa-gesa.” Allah berfirman yang artinya “Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. QS. Al-Ankabuut 1-3 Sebagian besar dari cobaan tersebut telah menimpa para Sahabat pada peristiwa perang Ahzab, sebagaimana firman Allah yang artinya “Yaitu ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan mu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat. Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.’” QS. Al-Ahzaab 10-12 Ketika Heraclius bertanya kepada Abu Sufyan “Apakah kalian memeranginya?” “Ya”, Jawab Abu Sufyan. “Bagaimana peperangan yang terjadi di antara kalian?” tanya Heraclius. Abu Sufyan menjawab “Bergantian, terkadang kami yang menang, dan terkadang dia yang memenangkannya.” Lebih lanjut Heraclius mengatakan “Demikian juga para Rasul diuji, sedangkan kemenangan terakhir adalah untuk mereka.” Dan firman Allah Ta’ala matsalul ladziina khalau min qablikum “Sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu.” Yakni, sudah menjadi ketetapan bagi mereka. Sebagaimana firman Allah yang artinya “Maka Kami telah binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya daripada mereka itu kaum Musyrikin Makkah dan telah terdahulu tersebut dalam al-Qur an perumpamaan umat-umat masa lalu.” QS. Az-Zukhruf 8 Firman-Nya selanjutnya wa zulziluu hattaa yaquular rasuulu wal ladziina aamanuu ma’aHu mataa nashrullaaHi “Dan mereka digoncangkan [dengan berbagai macam cobaan] sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya pertolongan Allah?’” Artinya, mereka memohon agar diberikan kemenangan atas musuh-musuh mereka dan berdo’a agar didekatkan dengan kemenangan serta dikeluarkan dari kesulitan dan kesusahan. Maka Allah swt. pun berfirman alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat.” Sebagaimana Dia berfirman fa inna ma’al usri yusran inna ma’al usri yusran “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” QS. Alam Nasyrah 5-6 Dan sebagaimana difirmankan bahwa kesulitan itu diturunkan bersama pertolongan. Oleh karena itu Dia berfirman alaa inna nashrallaaHi qariib “Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat.” & Tag214, al-baqarah, Al-qur'an, albaqarah, ayat, ibnu katsir, surah, surat, ta fsir ibnu katsir, tafsir, tafsir alquran
Key Verses on Attitude Towards Life 2 214 [al-Baqarah, Medina 87] Asad [But] do you think that you could enter paradise without having suffered like those [believers] who passed away before you [note 199]? Misfortune and hardship befell them, and so shaken were they that the apostle, and the believers with him, would exclaim, “When will God’s succor come? Oh, verily, God’s succor is [always] near ! Transliteration Am hasibtum an tadkhulul jannata wa lamma_ ya'tikum masalul lazina khalau min qablikum massathumul ba'sa_'u wad darra_'u wa zulzilu_ hatta_ yaqu_lar rasu_lu wal lazina a_manu_ ma'ahu_ mata_ nasrull_hi, ala_ inna nasralla_hi qaribun. [ Asad’s note 199 – …….This passage connect with the words, “God guides onto a straight way him that will [to be guided], which occur at the end of the preceding verse. The meaning is that intellectual cognition of the truth cannot, by itself, be a means of attaining to ultimate bliss it must be complemented by readiness to sacrifice and spiritual purification through suffering.] [ Ruby’s note – It is implied here that life sometime is tested to the point when even the most righteous people may become desperate and disillusioned. Generally the prophets and righteous people are patient and submissive. At times the trials of life can be so severe that even they lose their composure. This verse is to communicate to the believers to expect that kind of serious and severe tests in life. More righteous one is more severe the trials may be. Because through these trials and sufferings one reaches to the higher stations of life and existence. Through these hardships one learns to trust God and submit to His Will and not give away to wrong doings to make it easier. This is the essence of “submission”. If one perseveres and remains steadfast, Inshallah, one will be given enormous reward both in here and Hereafter. That is the triumph Supreme! ] 6 161 [al- Anam, Mecca 55 ] Say "Verily my Lord hath guided me to a way that is straight a religion of right the path trod by Abraham the true in faith and he certainly joined not gods with Allah." [ Qul innani hada_ni rabbi ila_ sira_tim mustaqimin, dinan qiyamam millata ibra_hima hanifa_n, wa ma_ ka_na minal musyrikina. ] 2 162 Say "Truly my prayer and my service of sacrifice my life and my death are all for Allah the Cherisher of the Worlds [Qul inna sala_ti wa nusuki wa mahya_ya wa mama_ti lilla_hi rabbil 'a_lamina. ] 2 201 …………. “O our Sustainer! Grant us good in this world and good in the life to come, and keep us safe from suffering through the fire” Wa minhum may yaqu_lu rabbana_ a_tina_ fid dunya_ hasanataw wa fil a_khirati hasanataw wa qina_ 'aza_ban na_ri. 2 212 Unto those who are bent on denying the truth the life of this world [alone] seems goodly [note 195]; hence, they scoff at those who have attained to faith but they who are conscious of God shall be above them on Resurrection Day. And God grants sustenance unto whom He wills, beyond all reckoning [196]. [ Ruby’s note – Attempting to or desiring to make this life beautiful is not implied here or is not discouraged. To the contrary, the prayer in the Quran to ask God to give the best in this life and in the Hereafter is endorsing the idea that one should desire and ask God to make this life beautiful also. However, here this verse is making distinction between that desire and the desire of the disbelievers who focus on this life only at the exclusion of the eternal life. In their desire they want the rewards and glory of this world and they neither believe nor care for the Hereafter. In a believer’s desire to make this life fulfilled consists of a desire of spiritual progress through pure and wholesome achievements that would also benefit the Hereafter. Whereas the desire of a disbeliever consists of the transitory gain and rewards of this life alone. ] [ Asad’s note 196 – He cannot be called to account for the way in which He distributes worldly benefits, sometimes granting them to the morally deserving and sometimes to sinners. ] [ Ali’s note 234 God's gifts in this world seem unequal, and sometimes those get them who seem to deserve them least. God's bounty is unlimited to the just as well as the unjust. In His wisdom He may give to whomsoever He pleases. The account is not taken now, but will be taken in the end, when the balance will be redressed. ] 5 87 [ al-Maidah Median 112 ] Asad O you who have attained to faith! Do Not derive yourselves of the good things of life which God has made lawful to you [note 100], but do not transgress the bounds of what is right verily, God does not love those who transgress the bounds of what is right. Yusuf Ali O ye who believe! make not unlawful the good things which Allah hath made lawful for you but commit no excess for Allah loveth not those given to excess. Pickthall O ye who believe! Forbid not the good things which Allah hath made lawful for you, and transgress not. Lo! Allah loveth not transgressors. Transliteration Ya_ ayyuhal lazina a_manu_ la_ tuharrimu_ tayyiba_ti ma_ ahallalla_hu lakum wa la_ ta'tadu_, innalla_ha la_ yuhibbul mu'tadina. [[ Ali’s note - 791 In pleasures that are good and lawful the crime is excess. There is no merit merely in abstention or asceticism, though the humility or unselfishness that may go with asceticism may have its value. In v. 82, Christian monks are praised for particular virtues, though here and elsewhere monasticism is disapproved of. Use Allah's gifts of all kinds with gratitude, but excess is not approved of by Allah. ]] [[ Asad’s note 100 – Most of the commentators ……….explain the expression la tuharrimu lit., “do not forbid” or “do not declare as forbidden” in the sense given by me above, and take it to refer to the self-mortification practiced, in particular, by Christians priests and monks……………]] [[ Ruby’s note – I disagree with the above explanation. There are good references about the piety about the Christian monks as well [see 582]. However, this could be true about the doctrine of celibacy and other austerity the monks practice that is in excess. Islam commands to celebrate life within the boundary set by moral law of God. Conjugal life and other enjoyments are all part of that celebration of life that is God gifted to humankind. No one should short change life on the beautiful things God has provided a human to enjoy. This is the trust of the meaning I understood and it is general. There is no specific implication towards the Christian monks here because the context is confirming that as well.]] 5 88 Asad Thus, partake of the lawful, good things which God grants you as sustenance, and be conscious of God, in whom you believe. Yusuf Ali Eat of the things which Allah hath provided for you lawful and good but fear Allah in Whom ye believe. Pickthall Eat of that which Allah hath bestowed on you as food lawful and good, and keep your duty to Allah in Whom ye are believers. Transliteration Wa kulu_ mimma_ razaqakumulla_hu hala_lan tayyiba_w, wattaqulla_hal lazi antum bihi mu'minu_na. 3873 God breathed His “Spirit” in every human being making life sacrosanct
We trust our Lord will give us a better garden than this, for we are indeed turning to our Lord with hope.” Quran 6832 As for those who believe, do good, and have faith in what has been revealed to Muḥammad—which is the truth from their Lord—He will absolve them of their sins and improve their condition. Quran 472
am hasibtum an tadkhulul jannata