analisis kesalahan berbahasa pada iklan televisi
Berikutini akan disajikan contoh kesalahan kalimat yang tidak efektif, antara lain sebagai berikut. 1. Agar supaya naik kelas kita harus belajar dengan tekun. Efektif: Agar naik kelas, kita harus belajar dengan tekun. 2. Semua orang
Nihayah(2006) dalam penelitiannya yang berjudul iklan rokok televise kajian terhadap diksi gaya bahasa strategi penayangan, dan pemahaman pemirsamenyimpulkan bahwa karakteristik penggunaan diksi, gaya bahasa dan dan strategi kreatif tayangan iklan rokok di televisi mempunyai karakteristik khusus dibanding dengan iklan kjomersial lainnya.
Seandainyauntuk keperluan resmi pun orang menganggap bahwa dalam berbahasa itu yang terpenting ialah asal kawan bicara dapat menangkap maksud pembicara, dapat dikatakan bahwa orang itu tidak bersikap positif. Orang yang melakukan kesalahan tidak dengan sendirinya berarti yang bersangkutan tidak bersikap positif.
KESALAHANBERBAHASA PADA NASKAH DAN PRESENTER BERITA BAHASA JAWA PROGRAM ACARA SUGENG ENJANG pada kenyataannya masih banyak televisi di Indonesia yang menayangkan berbagai acara berupa infotainment (information-entertaiment), iklan, bahkan sinetron-sinetron yang menayangkan adegan-adegan yang kurang mendidik,
Adapunkarakteristik metode PTK yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. ptk bahasa indonesia sma doc. 1) Hal yang diteliti merupakan permasalahan yang muncul disebuah kelas dan berkaitan dengan pembelajaran. 2) Tujuan penelitian ini adalah memecahkan masalah dalam meningkatkan kemampuan siswa.
Süddeutsche Zeitung Heirats Und Bekanntschaften Suche. This research aim is to describe the discourse error of the advertising products in Indonesia. There are several ads; food, drinks, beauty soaps, and others. This research uses descriptive method through two stages; data collection and data analysis. The subject research advertising products are written in textual discourse form and the object research is the discourse error of the advertising products in Indonesia. The results of this study found; 1 data referencing error usage, 2 data recovery use errors substitution, 1 data ineffectiveness discourse because there's no dissolution of discourse construction, 1 data conjunction error, 1 data incoherent discourse, 2 error data that deviate from Indonesian language rules, and 2 data ambiguities. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DI BIDANG WACANA DALAM IKLAN PRODUK - PRODUK INDONESIA Dicky Restu Tomo 1, Dewi Azizah Damaryanti 2, Oktavia Dhiya Rofifah 3, M. Wian Arifana 4 1Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, dickyrestut 2Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, dezahdamaryanti 3Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan, oktaviadhiyarofifah 4Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan m1700003140 ABSTRACT The purpose of this study is to describe the mistakes of Indonesian language in the field of discourse on the advertising of products in Indonesia. The ads analyzed are food ads, drinks, beauty soaps, and others. This research uses descriptive method through two stages namely the stage of data collection and data analysis. The chosen research subject is advertising Indonesian products using written language. While the object is the analysis of errors in the Indonesian language in the field of discourse. The results obtained from this study were found 1 data referencing error usage, 2 data recovery use errors substitution, 1 data ineffectiveness discourse because there is no impregnation, 1 data conjunction error, 1 data incoherent discourse, 2 error data that deviate from Indonesian language rules, and 2 data on force / ambiguity. Keywords Language error, discourse, advertising. ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia di bidang wacana pada iklan produk - produk di Indonesia. Iklan yang dianalisis adalah iklan makanan, muinuman, sabun kecantikan, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang melalui dua tahap yaitu tahap pengumpulan data dan analisis data. Subjek penelitian yang dipilih yaitu iklan produk-produk Indonesia yang mengguanakan bahasa tulis. Sedangkan objeknya yaitu analisis kesalahan berbahasa Indonesia di bidang wacana. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ditemukan sebanyak 1 data kesalahan penggunaan pengacuan, 2 data kesalahan penggunaan penyulihan substitution, 1 data ketidakefektifan wacana karena tidak ada pelesapan, 1 data kesalahan konjungsi, 1 data wacana tidak koherens, 2 data kesalahan yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia, dan 2 data ketaksaan/ambiguitas. Kata kunci Kesalahan berbahasa, wacana, iklan. How to Cite Restu Tomo, D., Azizah Damaryanti, D., Dhiya Rofifah, O., & Wian Arifana , M. 2020. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DI BIDANG WACANA DALAM IKLAN PRODUK - PRODUK INDONESIA. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa Dan Sastra Indonesia , 52, 192-203. ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia DOI PENDAHULUAN Bahasa merupakan sebuah alat yang memudahakan manusia sebagai mahluk social untuk berkomunikasi, bahasa berarti sistem yang mempunyai lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang / anggota kemasyarakatan untuk saling bekerjasama, berinteraksi, dan saling mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yg baik, tingkah laku yang baik, dan sopan santun yang baik juga Alwi, 2002 88 . Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu bahasa tulis dan lisan, kaitanya dengan kegiatan memasarkan produk-produk dalam bentuk bahasa tulis teks yaitu iklan. Penguasaan berbahasa yang dapat menarik minat pembeli serta dapat bersaing dengan produk pesaing menjadi elemen yang sangat penting dalam iklan. Pada sebuah iklan adanya bahasa tulis berupa teks singkat untuk mendeskripsikan produk sekaligus mempromosikannya kepada masyarakat merupakan bagian dari iklan penawaran. Walaupun singkat, bahasa tulis teks yang terdapat dalam iklan produk-produk Indonesia tidak terlepas dari aspek wacana. Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tertinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan ahir nyata disampaikan lisan atau tertulis Tarigan 1987 27 . Dalam hal ini masih terdapat adanya kesalahan wacana pada teks iklan. Hal itulah yang menjadi fokus utama pembahasan dalam artikel jurnal ini, yakni memaparkan hasil analisis kesalahan wacana pada teks iklan produk-produk Indonesia. Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural membentuk ikatan sintaktikal. Kalimat-kalimat yang kohesif ditandai oleh adanya piranti kohesi. Halliday dan Hassan 197621 membagi peranti kohesi wacana ke dalam dua kelompok kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Yang termasuk kohesi gramatikal adalah referensi GR, substitusi GS, elipsis GE, dan konjungsi GK, sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah repetisi LR, sinonimi LS, antonimi LA, hiponimi LH, dan kolokasi LK. Kesembilan macam peranti kohesi akan dipaparkan secara singkat yaitu Referensi penunjukan diartikan sebagai suatu bentuk yang merujuk ke bentuk lainnya Oktavianus, 200654. Referensi berkaitan dengan penggunaan kata atau kelompok kata untuk menunjuk kata atau ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelompok kata atau satuan gramatikal lainnya Ramlan, 199312. Referensi dibagi menjadi dua bagian endofora dan eksofora. Apabila unsur yang diacu berada dalam teks, hubungan referensinya disebut endofora. Sebaliknya, apabila unsur yang diacu berada di luar teks, hubungan referensinya disebut eksofora. Referensi endofora dapat dipilah lagi menjadi dua jenis yaitu a referensi anafora dan b referensi katafora Halliday dalam Lubis, 199330. Referensi endofora anafora adalah hubungan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya dalam teks yang menunjuk pada sesuatu atau anteseden yang telah disebutkan sebelumnya. Substitusi penggantian adalah proses dan hasil penggantian unsur bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. Penggantian dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda atau menjelaskan struktur tertentu Kridalaksana, 1984100. Berbeda dengan referensi yang mengutamakan hubungan makna, substitusi ini lebih mengutamakan hubungan gramatikal. Dengan demikian, pada substitusi ini hubungan itu bukan pada maknanya, tetapi pada gramatikal dan kosa katanya. Substitusi dibedakan atas 1 substitusi nominal, 2 substitusi verbal, dan 3 substitusi klausal. Substitusi nominal terjadi jika satuan bahasa yang disubstitusi berupa nomina. Substitusi verbal terjadi jika satuan bahasa yang disubstitusi berupa verba. Adapun substitusi klausal terjadi jika satuan bahasa yang disubstitusi berupa klausa. Elipsi adalah proses penghilangan kata atau satuan-satuan bahasa lain yang dapat dimunculkan kembali dalam pemahamannya. Bentuk atau unsur yang dilesapkan dapat diperkirakan wujudnya dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa Kridalaksana, 198440. Elipsis juga merupakan penggantian unsur kosong zero, yaitu unsur yang sebenarnya ada tetapi sengaja dihilangkan atau disembunyikan. Tujuan pemakaian elipsis ini adalah untuk efektivitas dan efisiensi berbahasa. Konjungsi kata sambung adalah bentuk atau satuan bahasa yang berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, bahkan paragraf dengan paragraf Kridalaksana, 1984105; Tarigan, 1987101. Konjungsi disebut juga sarana perangkai unsur-unsur kewacanaan. Konjungsi atau penghubungan dengan bantuan kata sambung ini besar perannya dalam mewujudkan kohesi gramatikal perhatikan bahwa di sini kata konjungsi digunakan sebagai salah satu jenis kohesi gramatikal sekaligus sebagai alat gramatikalnya. ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Repetisi adalah pengulangan kata atau frasa yang sama pada kalimat berikutnya untuk memberikan penekanan bahwa kata atau frasa tersebut merupakan fokus pembicaraan. Sinonimi adalah hubungan antarkata yang memiliki makna yang sama. Dengan sinonimi, penggunaan kata dalam wacana lebih bervariasi dan menarik. Antonimi adalah hubungan antarkata yang beroposisi berlawanan makna. Kata-kata yang beroposisi dengan selaras membuat mitra tutur atau pembaca lebih cepat memahami wacana. Hiponimi adalah hubungan antara kata yang bermakna spesifiks khusus dan kata yang bermakna generik umum. Dalam hubungan hiponimi ini, hipernim kata umum tidak perlu disebutkan di depan hiponiminya. Dengan demikian, penggunaan hiponimi ini menjadikan wacana lebih efisien. Kolokasi sanding kata adalah hubungan antarkata yang berada pada lingkungan atau bidang yang sama. Kesalahan dalam koherensi merupakan kesalahan wacana yang dalam setiap kata dan kalimat tidak mengandung sebuah gagasan karena maknanya tidak saling berkaitan, menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia. Model kesalahan seperti ini berkaitan dengan faktor kekurangpahaman terhadap wacana baku dalam Bahasa Indonesia, dan ketaksaan/ambiguitas dalam wacana iklan produk-produk karena itu perlu adanya pengakajian aspek kesalahan wacana pada iklan iklan produk Indonesia agar tidak terjadi pinyimpangan-penyimpangan kebahasaan pada iklan produk produk Indonesia. Pada bagian hasil dan pembahasan, penulis akan menganalisis 10 kesalahan dari masing-masing teks iklan penawaran produk Indonesia yang berbeda berdasarkan aspek aspek kesalahan wacana telah dipaparkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini melalui dua tahap yaitu tahap pengumpulan data dan analisis data. Subjek penelitian ini berupa iklan produk-produk Indonesia. Objek penelitian ini berupa analisis kesalahan berbahasa Indonesia di bidang wacana.. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sumber data berasal dari iklan produk-produk Indonesia yang kami dapat dari media massa. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik sadap yang diikuti dengan simak, bebas libat, dan cakap. Karena menggunakan bahasa secara tertulis, yaitu dengan cara mencatat bentuk yang relevan untuk meneliti hal ini Mahsun, 2005 92. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah padan ekstralingual dengan teknik lanjutan, teknik hubung banding membedakan, atau teknik HBB Mahsun, 2005 92. ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia HASIL PEMBAHASAN Seperti yang telah diketahui bahwasannya iklan produk-produk Indonesia sangatlah banyak. Barang yang dipromosikan tidak hanya sekadar makanan dan minuman saja, ada banyak jenis produk lainnya yang memang diproduksi oleh pabrik di Indonesia. Pada sebuah iklan sering dijumpai adanya bahasa tulis berupa teks singkat guna mendeskripsikan produk sekaligus mempromosikannya kepada masyarakat. Format iklan yang demikian merupakan bagian dari iklan penawaran. Walaupun singkat, bahasa tulis teks yang terdapat dalam iklan produk-produk Indonesia tidak terlepas dari aspek wacana. Masih ditemukan adanya kesalahan wacana pada teks iklan tersebut. Hal itulah yang menjadi fokus utama pembahasan dalam artikel jurnal ini, yakni memaparkan hasil analisis kesalahan wacana pada teks iklan produk-produk Indonesia. Pada bagian hasil dan pembahasan, penulis akan menganalisis 10 kesalahan dari masing-masing teks iklan penawaran yang berbeda. Hal ini dikarenakan tidak semua teks iklan produk-produk Indonesia memiliki kesalahan di bidang wacana. Analisis ini disesuaikan dengan kajian teori tentang analisis kesalahan wacana yang sebelumnya telah dijelaskan. A. Kesalahan dalam Kohesi 1. Kesalahan Penggunaan Pengacuan Referensi Kesalahan penggunaan pe ngacuan berkaitan dengan realisasi benda, subjek, dan proses peristiwa yang tidak sesuai dengan acuan yang dikehendaki pembicara atau penulis. Berikut data kesalahan penggunaan pengacuan yang terdapat dalam iklan susu Nestle Bear Brand. Gambar 1. Iklan susu Nestle Bear Brand. Data Rasakan kemurniannya! Pada data terdapat kata kemurniannya sebagai pengacuan yang tidak tepat. Rasakan kemurniannya! adalah wacana yang berdiri sendiri tanpa adanya pengacuan, maka dapat dinyatakan bahwa arah acuannya tidak jelas kepada sesuatu apa. Kemurniannya dalam wacana iklan susu Nestle Bear Brand seharusnya mengacu ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada produk itu sendiri. Jadi, wacana iklan tersebut dapat diperbaiki menjadi Rasakan kemurnian susu Nestle Bear Brand! 2. Kesalahan Penggunaan Penyulihan Substitution Kesalahan penggunaan pe nyulihan yaitu ketidaktepatan penggantian kata yang maknanya sangat berbeda dengan kata yang diacunya. Berikut data kesalahan penggunaan penyulihan yang terdapat dalam iklan Veet dan iklan Kentucky Fried Chicken KFC Indonesia. Gambar 2. Iklan Veet. Data Cantik itu kulit mulus bebas bulu. Pada data dinyatakan bahwa cantik itu yang kulitnya mulus bebas bulu. Perlu diketahui bahwa produk Veet adalah salah satu produk kecantikan buatan pabrik Indonesia. Produk ini berwujud cream yang digunakan untuk menghilangkan rambut yang tumbuh di area ketiak, tangan, dan kaki wanita. Sesungguhnya manusia memiliki tumbuh rambut, bukan bulu. Bulu hanya dikhususkan untuk hewan, bukan manusia. Jadi, terdapat kesalahan penyulihan pada kata bulu. Wacana iklan tersebut dapat diperbaiki menjadi Cantik itu kulit mulus bebas rambut. Catatan hanya rambut yang tumbuh di area ketiak, tangan, dan kaki wanita. Gambar 3. Iklan Kentucky Fried KFC Indonesia. Data Promo berlaku 22 Januari 2014 pukul – Berhubung wacana iklan Kentucky Fried Chicken KFC Indonesia pada gambar ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pertama kurang jelas, maka di bawahnya diberi gambar tambahan versi diperbesar zoom. Kesalahan penyulihan terdapat pada kata jam. Kata yang diacu oleh kata jam adalah waktu, yakni – Pada aturan bahasa Indonesia, untuk megacu waktu yang mengandung keterangan dalam bentuk angka lebih tepat menggunakan kata pukul sebagai acuannya bukan jam. Kata jam lebih tepat digunakan sebagai acuan benda yang berfungsi menunjukkan keterangan waktu jadi bukan waktu-nya, tetapi bendanya. Oleh karena itu, wacana iklan Kentucky Fried Chicken KFC Indonesia dapat diperbaiki menjadi Promo berlaku 22 Januari 2014 pukul – 3. Ketidakefektifan Wacana karena Tidak Ada Pelesapan Ketidakefektifan wacana karena tidak ada pelesapan yaitu penggunaan wacana yang kurang efektif, pemborosan kalimat tidak ekonomis dalam penggunaan bahasa, dan tidak mencapai aspek kepaduan wacana. Maka sebaiknya kata yang kurang efektif tersebut dilesapkan. Berikut data ketidakefektifan wacana karena tidak ada pelesapan pada wacana iklan Dove Daily Shampoo. Gambar 4. Iklan Dove Daily Shampoo Data Micro Moisture Serum membuat lapisan pelindung di setiap helai rambut sehingga membantu melawan penyebab kerusakan rambut setiap hari yang membuat rambut menjadi kusam. Pada kata rambut dalam iklan di atas merupakan penggunaan wacana yang kurang efektif. Rambut yang dimaksud adalah micro moisture serum yang memberikan perlindungan dalam melawan penyebab kerusakan rambut setiap hari agar tidak terlihat kusam. Jadi, ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia perbaikan wacana yang kurang efektif yaitu Micro Moisture Serum membuat lapisan pelindung di setiap helai rambut sehingga membantu melawan penyebab kerusakan agar tidak terlihat kusam. 4. Kesalahan Penggunaan Konjungsi Kesalahan penggunaan konjungsi yaitu ketidaktepatan pemilihan dan penempatan konjungsi kata hubung guna menghubungkan kata atau kalimat berikutnya. Berikut data kesalahan penggunaan konjungsi yang terdapat dalam iklan pasta gigi Pepsodent. Gambar 5. Iklan Pepsodent. Data Perlindungan dari gigi berlubang pagi dan malam. Pada data terdapat kata dari sebagai konjungsi yang tidak tepat. Perlindungan yang dimaksud adalah Pepsodent memberi perlindungan untuk gigi yang berlubang pada pagi dan malam hari. Jadi, perbaikan wacana iklan Pepsodent yang tepat yaitu Perlindungan untuk gigi berlubang pagi dan malam. B. Kesalahan dalam Koherensi 1. Wacana Tidak Koherens Wacana tidak koherens merupakan kesalahan wacana yang dalam setiap kata dan kalimat tidak mengandung sebuah gagasan karena maknanya tidak saling berkaitan. Berikut data kesalahan wacana tidak koherens yang terdapat dalam iklan susu Hilo. Gambar 6. Iklan susu Hilo. Data Percaya sama yang juara. Pada data di atas terdapat kata sama yang digunakan ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk menyatakan hal yang tidak sama. Jika dikaitkan dengan logika bahasa, penggunaan kata seperti ini dinyatakan tidak tepat. Begini penjelasannya, berdasarkan wacana iklan susu Hilo, dari segi arti dan penggunaan kata percaya dengan yang juara tidaklah sama. Itu adalah dua hal yang berbeda. Wacana ini sebagai bentuk kalimat persuasif yang menyatakan bahwa dengan rutin megonsumsi susu Hilo kelak akan menjadi sang juara. Oleh karena itu, para calon konsumen diminta untuk percaya kepada sang juara. Jadi, perbaikan wacana iklan susu Hilo yang tepat yaitu Percaya kepada sang juara. C. Menyimpang dari Kaidah Bahasa Indonesia Model kesalahan seperti ini berkaitan dengan faktor kekurangpahaman terhadap wacana baku dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, kebiasaan menggunakan kalimat yang salah tidak sesuai dengan aturan kebahasaan dalam berkomunikasi juga merupakan penyebab dari timbulnya kesalahan yang meyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia. Berikut ini adalah data kesalahan wacana yang meyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia yang terdapat dalam iklan permen Kiss dan minuman Sprite. Gambar 7. Iklan permen Kiss. Data 1. Ekspresiin PD lo! Kesalahan pertama terdapat pada kata ekspresiin. Sebagai kata yang tidak baku, kata tersebut tidak ada di dalam KBBI. Pembenaran dari kata ekspresiin yaitu ekspresikan. Kemudian terdapat kata PD yang merupakan singkatan dari Percaya Diri ini bukan termasuk kesalahan. Kesalahan kedua terdapat pada kata lo yang sudah jelas menyimpang dari kaidah kebahasaan. Kata lo artinya kamu. Kata lo biasa dipakai oleh orang-orang termasuk anak muda dari daerah tertentu, yakni Jakarta. Berdasarkan dua kesalahan tersebut, ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia maka wacana dalam iklan permen Kiss dapat diperbaiki menjadi Ekspresikan PD mu! Gambar 8. Iklan minuman Sprite. Data 2. Nyatanya nyegerin. Kesalahan pada wacana iklan Sprite terdapat pada kata nyegerin yang tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Kata nyegerin sebetulnya berasal dari kata dasar segar. Jika konteks penggunaannya mengarah pada kerja, maka yang baku adalah menyegarkan bukan nyegerin. Berikut perbaikan pada wacana iklan Sprite Nyatanya menyegarkan. D. Ketaksaan Sering ditemui adanya ketaksaan/ambiguitas dalam wacana iklan produk-produk Indonesia. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman oleh pembaca. Penulis menemukan adanya ketaksaan pada wacana iklan provider 3 Indonesia dan Puyer 16 Bintang Toedjoe. Gambar 9. Iklan provider 3 Indonesia. Data 1. Kebebasan itu aneh. Bebas ekspresikan diri… Selama rok di bawah lutut Pada wacana iklan tersebut sebelumnya dinyatakan bahwa kebebasan adalah hal yang aneh, seseorang bebas megekspresikan diri tetapi selama rok di bawah lutut. Pernyataan ambigu mulai nampak pada kata aneh. Tidak ada keanehan yang dijelaskan secara spesifik dalam wacana iklan provider 3 Indonesia. Kemudian kalimat berikutnya bebas ekspresikan diri… Selama rok di bawah lutut menimbulkan beberapa penafsiran dan pertanyaan; 1 Wacana Selama rok di bawah lutut dapat bermakna ganda memakai rok tepat di bawah lutut atau panjang roknya yang sampai di bawah lutut? 2 Apakah kebebasan hanya berlaku untuk perempuan yang memakai rok yang panjangnya sampai di bawah lutut saja? 3 Apakah kebebasan yang ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dimaksud hanya untuk perempuan saja? Lantas bagaimana dengan laki-laki yang tidak pakai rok? 4 Apakah perempuan yang memakai celana tidak berhak mendapat kebebasan? Berdasarkan keempat pertanyaan tersebut, dapat dinyatakan bahwa data 1 adalah kalimat ambigu. Wacana tersebut dapat diperbaiki kesalahannya supaya pembaca jelas memahami maknanya. Berikut hasil sebagai saran perbaikan Kebebasan bagi perempuan itu tidak aneh. Bebas eskpresikan diri… Selama memakai rok atau celana yang panjangnya sampai di bawah lutut. Gambar 10. Iklan Puyer 16 Bintang Toedjoe. Data 2. Kepala nyut - nyut Gigi snut - snut Puyer 16 Bintang Toedjoe Pada wacana iklan tersebut, pertanyaan ambigu tampak pada kepala nyut – nyut gigi snut – snut Puyer 16 Bintang Toedjoe yang menimbulkan penafsiran makna yang beragam, sebagai contoh yaitu ; 1 Apa maksud kepala nyut - nyut dan gigi snut - snut Puyer 16 Bintang Toedjoe? 2 Apakah maksud dari wacana kepala nyut - nyut dan gigi snut - snut adalah suatu sensasi dari rasa sakit? 3 Apakah Puyer 16 Bintang Toedjoe bermaksud dapat menjadikan kepala nyut - nyut dan gigi snut - snut? Berdasarkan beberapa pertanyaan di atas dapat dikatakan bahwa wacana iklan Puyer 16 Bintang Toedjoe termasuk ambigu. Wacana tersebut dapat diperbaiki kesalahannya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi para pembaca. Berikut hasil perbaikannya Sakit kepala nyut – nyut dan sakit gigi snut – snut dapat diatasi oleh Obat Puyer 16 Bintang Toedjoe. KESIMPULAN Secara ringkas simpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Ditemukan adanya beberapa kesalahan berbahasa di bidang wacana pada teks iklan ISSN 2541-3252 Vol. 5, No. 2 Sep. 2020 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia BAHTERA INDONESIA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia produk- produk Indonesia. Berikut 10 jumlah data hasil analisis tersebut. Ditemukan sebanyak 1 data kesalahan penggunaan pengacuan, 2 data kesalahan penggunaan penyulihan substitution, 1 data ketidakefektifan wacana karena tidak ada pelesapan, 1 data kesalahan konjungsi, 1 data wacana tidak koherens, 2 data kesalahan yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia, dan 2 data ketaksaan/ - kesalahan kebahasaan yang ditemukan dalam produk iklan di Indonesia diharapkan tidak meluas. Sehubungan dengan hal ini, dalam rangka meminimalkan kesalahan wacana pada produk - produk iklan di Indonesia, pelaku bisnis khususnya hendaknya memperluas pengetahuan tentang kaidah Bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. Ambarwati, Puji. 2009. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Wacana Buku LKS Prisma Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP [skripsi]. Surakarta ID Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ghufron, Syamsul. 2012. Peranti Kohesi dalam Wacana Tulis Siswa Perkembangan dan Kesalahannya. Jurnal Bahasa dan Seni, 40 1, 81-93. Johan, Gio Mohamad. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Proses Diskusi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 18 1, 136-149. Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta RajaGrafindo Persada. Analisis Wacana Lintas Andalas Univeristy Press. Ramlan, Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Offset. Sari, Ima Yuliana. 2017. Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X di SMK Negeri 2 Ciamis. Jurnal Diksatrasia, 2 1, 243-248. Setyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Surakarta Yuma Pustaka. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Mohamad JohanThis study aims to describe the mistake of speaking in Indonesia done sixth grade at SDN 1 Galagamba. This research is a descriptive type. The source of the data in this study are students of sixth grade SDN 1 Galagamba. The instruments used in this research include observation sheets and recording device. Analytical techniques used in analyzing data error-language qualitative data analysis techniques. The results of this research show that there were errors in using Indonesian, which include phonological, morphological, sintactical, semantic, cohesion, coherence, and logic in the process of discussions performed by elementary school students. The advice of this research, the teacher can use the results of the analysis on language errors made by students as reflection of Yuliama SariPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa dalam karangan yang dibuatnya. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah teks biografi yang termasuk ke dalam karangan narasi, maksudnya adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa berdasarkan urutan waktu. Sumber data ini dipilih karena sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Hal yang menjadi fokus penelitian ini yaitu kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa. Kesalahan berbahasa ini menurut Setyawati 2013 meliputi berbagai aspek tataran linguistik dari mulai tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran wacana, serta penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Hasil penelitian mengenai kesalahan berbahasa dalam karangan siswa ini terbukti dengan masih banyak kesalahan-kesalahan berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa. Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat disemua aspek kebahasaan dan penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa dalam karangan tersebut yaitu pada aspek penerapan kaidah ejaan bahasa Indoneisa yang Besar Bahasa IndonesiaHasan AlwiAlwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Kesalahan Berbahasa pada Wacana Buku LKS Prisma Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMPPuji AmbarwatiAmbarwati, Puji. 2009. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Wacana Buku LKS Prisma Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP [skripsi].Peranti Kohesi dalam Wacana Tulis Siswa Perkembangan dan KesalahannyaSyamsul GhufronGhufron, Syamsul. 2012. Peranti Kohesi dalam Wacana Tulis Siswa Perkembangan dan Kesalahannya. Jurnal Bahasa dan Seni, 40 1, Linguistik Edisi KeempatH KridalaksanaKridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta PT Gramedia Pustaka Penelitian Bahasa. Jakarta RajaGrafindo PersadaMahsunMahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta RajaGrafindo Wacana Lintas Analisis Wacana Lintas Andalas Univeristy Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa IndonesiaM RamlanRamlan, Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan PraktikNanik SetyawatiSetyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Surakarta Yuma Pustaka.
analisis kesalahan berbahasa pada iklan televisi