allah sebaik baik pembuat rencana
Karenarencana Allah diatas segalanya ! “Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS.al-Anfal:30) تاریخ انتشار: 1395/04/25. Kirim komentar. Nama anda . نظر * Leave this field blank .
mengaturproses pengerjaan dengan baik; (2) kesulitan pada aspek membuat rencana yaitu siswa belum bisa membuat model matematika, kemampuan siswa yang rendah dalam memahami masalah, dan kurangnya latihan soal; (3) kesulitan pada aspek melaksanakan rencana adalah kebiasaan siswa kurang teliti dalam
Allahmenyesatkan manusia. Ar Ra'd 13: [27] Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada Nya", [28] (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
TUJUAN 1) Sebagai hiburan bagi pengunjung. 2) Memberikan motivasi untuk pengunjung agar dapat menciptakan seni rupa batik yg baru. 3) menumbuhkan rasa cinta terhadap karya seni batik Negara Indonesia. 4) Disekolah : perwujudan atas seni rupa batik yang selama ini kita pelajari teorinya saja. 5) Wadah untuk mengembangkan bakat seni pada siswa
AlAhzaab: 70-71) Amma ba’du: Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah (al-Qur-an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam (as-Sunnah). Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-B Saputera. Manajemen perencanaan mendirikan klinik kesehatan. 2017 ii. DAFTAR ISI
Süddeutsche Zeitung Heirats Und Bekanntschaften Suche. Allah Sebaik-baik Pembuat Rencana Seandainya Anies Baswedan hadir di acara nikahan putri Habib Rizieq, tamat sudah riwayatnya... Anies bakal jadi tersangka bersama Habib Rizieq. Bahkan bakal dicopot dari jabatan Gubernur. Dan otomatis kandas 2024. Tito Terbitkan Instruksi, Mendagri Bisa Berhentikan Gubernur Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengelurkan Instruksi Mendagri No. 6/2020 tentang Penegakan Protokol Kesehatan untuk Pengendalian Covid-19. Pada aturan ini, kepala daerah dapat diberi sanksi hingga pemberhentian dari jabatan apabila terbukti mengabaikan penerapan protokol kesehatan. *** Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Anies masih dilindungi Allah. Dengan takdir Allah lah, Anies tidak jadi hadir di acara nikahan putri Habib Rizieq. Padahal Anies sudah dminta untuk jadi saksi nikah. Anies Baswedan Dikabarkan Bakal Jadi Saksi Nikah Putri Habib Rizieq Shihab Besok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikabarkan bakal jadi saksi nikah anak dari Imam Besar Front Pembela Islam FPI Habib Rizieq Shihab, Syarifah Najwa Shihab. Kabar tersebut berdasarkan pemberitahuan acara pernikahan yang diterima Dari informasi tersebut diketahui pernikahan Syarifah Najwa Shihab dengan Irfan Alaydrus bakal berlangsung Sabtu 14/11/2020 malam di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pernikahan itu bakal diselenggarakan bersamaan dengan acara Maulid Nabi sekira pukul WIB. Diundang Jadi Saksi Nikah Putri Habib Rizieq, Anies Tak Hadir Jakarta - Habib Rizieq Syihab mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjadi saksi nikah putrinya, Syarifah Najwa Syihab, di Petamburan, Jakarta Pusat. Sampai acara akad nikah selesai, Anies tidak tampak di lokasi akad nikah. Pantauan detikcom, Sabtu 14/11/2020, acara ijab-kabul oleh Irfan Al Idrus dilangsungkan secara singkat di atas panggung. Terlihat Habib Rizieq duduk di samping Irfan sebagai wali putrinya. Tak terlihat Gubernur Anies Baswedan duduk di posisi saksi nikah. Seusai ijab kabul yang berlangsung lancar itu mereka kemudian berdoa. Acara pun kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sungguh... Allah sebaik-baik pembuat rencana. source
- Wamakaru wamakarallah wallahu khairul makirin adalah bunyi surat Ali Imran ayat 54. Wamakaru wamakarallah wallahu khairul makirin ungkapan bahasa arab tentang Allah adalah sebaik-baik perencana. Wamakaru wamakarallah wallahu khairul makirin artinya "Mereka orang-orang kafir membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya mereka. Allah sebaik-baik pembalas tipu daya". QS. Ali Imran 54 Baca Juga La Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadzolimin, Doa Nabi Yunus pada Surat Al Anbiya Arab dan Artinya Dalam kehidupan sehari-hari, ungkapan ini sering digunakan untuk menggambarkan kebijaksanaan Allah dalam mengatur segala hal di dunia ini. Tidak jarang manusia membuat rencana dan merencanakan segala sesuatunya dengan matang, namun seringkali rencana tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Ungkapan ini mengajarkan kepada manusia bahwa meskipun manusia telah berusaha sebaik mungkin dan merencanakan segala sesuatunya dengan matang, tetap saja Allah-lah yang memiliki kebijaksanaan paling sempurna dalam mengatur segala sesuatu di dunia ini. Baca Juga 3 Doa Sujud Terakhir Sholat yang Wajib Kamu Tahu, Teks Arab Latin dan Artinya Allah-lah yang mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk manusia, dan manusia harus berserah diri kepada-Nya dalam segala hal. Berikutt ini bacaan surat Ali Imran ayat 54 yang berbunyi Wamakaru wamakarallah wallahu khairul makirin arab dan artinya. وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ ࣖ Latin Wa makaru wa makarallaah, wallaahu khairul-maakiriin QS. Ali Imran 54 Artinya Mereka orang-orang kafir membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya mereka. Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. QS. Ali Imran 54 Baca Juga Ciri Ciri Wanita Dalam Kitab Fathul Izhar, Ada Tentang Wajah dan Alis Tebal Berarti Bibir Bawah Seperti Ini Terkini
Ilustrasi berdoa. Foto Shutter StockSegala ketentuan yang terjadi di dunia ini merupakan rencana Allah Swt. Tidak ada yang bisa mengubahnya, kecuali hanya Dia. Allah Swt berfirman"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan semua mahluk dan menyempurnakannya, yang memberi takdir kemudian mengarahkannya" QS. Al-A’la 1-3.Takdir Allah sudah ditetapkan jauh sebelum manusia ada. Mulai dari jodoh, rezeki, pekerjaan, dan maut, semua telah diatur dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, umat Muslim harus meyakini bahwa rencana Allah yang Allah tidak akan membawa manusia pada kesesatan. Justru sebaliknya, akan membawa manusia pada kehidupan yang aman dan tidak perlu ada keraguan dalam hati mengenai rencana Allah yang akan datang. Lantas, bagaimana cara manusia memaknai hal tersebut? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan Allah yang TerbaikUntuk bisa menjalani kehidupan yang aman dan tentram, umat Muslim harus meyakini bahwa rencana Allah yang terbaik. Ia harus mengimani setiap ketetapan yang diberikan kepadanya, tanpa ada rasa ragu sedikit hanya bisa berencana, namun Allah lah yang menetapkan. Allah tahu mana yang terbaik untuk hamba-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 216“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Takdir dan rencana Allah meliputi dua hal yakni qada dan qadar. Mengutip buku Beriman kepada Qada dan Qadar karya Abdul Hadi Awang 2008, qada adalah kehendak Allah yang ditetapkan pada zaman azali dan menempati apa yang diadakan. Sedangkan qadar adalah sesuatu yang ditentukan oleh qada berupa sifat, keadaan, kedudukan, masa, dan qada adalah ketetapan atau takdir yang telah dituliskan sebelum manusia diciptakan, sementara qadar adalah realisasi dari ketetapan tersebut. Keduanya harus diimani oleh umat Islam sebagai bentuk kecintaan kepada Allah memaknai takdir dan rencana Allah, umat Muslim dianjurkan untuk berikhtiar dan bertawakal. Ia bisa memanjatkan doa dan berusaha semaksimal mungkin melakukan yang Fachruddin Ghazy dalam buku Rahasia Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah Swt, doa termasuk salah satu ketentuan bagi manusia di dunia. Allah Swt sudah berjanji untuk mengabulkan doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya dan Dia tidak akan mengingkari merupakan bentuk dari sikap tawakal. H. Supriyanto, Lc., dalam bukunya yang berjudul Tawakal Bukan Pasrah 2010 4 menjelaskan, bahwa ada dua fase penting dalam bertawakal kepada pertama adalah fase usaha atau kerja. Dalam fase ini, seseorang harus mengikuti mekanisme alam sunatullah dengan melakukan usaha-usaha. Fase kedua yaitu menunggu hasil. Di sinilah waktu untuk berserah kepada Allah dengan sepenuh hati dan meyakini bahwa apa pun hasil usahanya tak terlepas dari kehendak Allah dari hal tersebut, perlu diingat bahwa tawakal bukanlah pasrah. Tawakal harus didahului dengan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh, bukan justru meninggalkan usaha sama sekali dan hanya bergantung kepada Allah SWT.
Allah sebaik-baik pembuat rencana Takdir yang Allah Ta’ala tetapkan bagi hamba-Nya, baik berupa kemiskinan atau kekayaan, sehat atau sakit, kegagalan dalam usaha atau keberhasilan dan lain sebagainya, wajib diyakini bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi hamba tersebut, karena Allah Ta’ala maha mengetahui bahwa di antara hamba-Nya ada yang akan semakin baik agamanya jika dia diberikan kemiskinan, sementara yang lain semakin baik dengan kekayaan, dan demikian seterusnya. Meskipun perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini. Segala sesuatu yang terjadi pada seorang muslim dan hal tersebut tidak sesuai dari apa yang diharapkannya adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya. Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah berikan, yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik. Allah Ta’ala berfirman, “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” QS. An-Nisa’ 19. Back to top button
Dimuat di Majalah Ummi, Mei 2017 Awal tahun ini, Allah memberi kami kesempatan untuk merasakan pengalaman yang berbeda. Hampir 11 tahun lamanya hidup bersama dengan pengecualian 1,5 tahun pertama terpisah Jakarta-Bandung, kami pun memulai lembaran baru berjudul “Long Distance Relationship.” Kalau dibanding Jakarta-Bandung dulu sih nggak ada apa-apanya… Plus saat ini, buntut kami sudah 3. Jangan ditanya rasanya 🙂 Tapi skenario Allah ternyata tidak berhenti sampai situ. Setelah 1,5 bulan berjauhan dengan suami, saya baru menyadari kalau Allah telah menitipkan lagi amanah-Nya yang lain. —– Kembali ke 11 tahun yang lalu… Saya menikah semester 6, sehari sebelum ulang tahun ke 20. Setahun setelah menikah, saya pun lulus kuliah. Saat itu beberapa teman, kerabat, mulai bertanya-tanya kapan saya mau punya momongan. Padahal sejak awal kami tidak pernah menunda. Setelah menyelesaikan kuliah, kami mulai hidup bersama. Pertanyaan-pertanyaan dari sekeliling pun makin ramai. Saya dan suami juga mulai periksa ke dokter. Tidak ada masalah dengan suami, sementara saluran tuba saya saat itu agak mampet di satu sisi. Setelah fisioterapi, alhamdulillah semuanya pun normal. Tahun kedua pernikahan, tentu saja pertanyaan “kapan” tidak pernah surut, malah makin banyak. Alhamdulillah Allah memberi saya kekuatan. Setiap ada yang bertanya, selalu saya amin-kan sebagai doa. Tapi tentu manusiawi, kadang ada malam-malam di mana saya menangis di pelukan suami. Tanpa saya tahu, suami ternyata makin giat mendaftar berbagai beasiswa S3 ke luar negeri. Selain memang sudah cita-citanya, ada alasan lain yang tidak saya sangka. Ia ingin menjauhkan saya dari tekanan sekitar mengenai anak yang tidak kunjung hadir. Allah Maha Baik kemudian memberinya beasiswa ke Swedia. Kami lalu sepakat untuk berpasrah pada jalan yang ada di hadapan kami saat itu. Suami lalu memulai studi S3, dan tahun berikutnya saya menyusul S2 di kampus yang sama. We took all the opportunities that we got. Kami jalani semua semaksimal mungkin, agar tak ada waktu kami yang sia-sia. Saya hampir selalu ikut kemana suami pergi jika ada seminar/konferensi di luar, juga sempat mengambil kuliah lapangan di Kenya, Afrika selama 2 bulan dengan ridho suami. Jika ada rezeki, kami juga menikmati liburan berdua saja. We lived our life to the fullest! Allah memang belum memberi kami rezeki anak, tapi jangan sampai kami juga melupakan rezeki-rezeki-Nya yang lain. Di sisi lain, doa-doa tidak berhenti kami panjatkan. Mencoba berbagai saran dan nasihat dalam menjalankan amalan-amalan yang diyakini bisa mempermudah kami untuk memperoleh keturunan. Sampai sepulangnya saya dari Kuliah Lapangan di Kenya, kami pun memutuskan untuk juga mendaftar program bayi tabung. Alhamdulillaah semuanya gratis dari pemerintah Swedia. Rangkaian tes sudah kami lakukan. Saat itu sudah hampir 5 tahun kami menikah. Terpotong liburan musim panas, kami pun mudik ke Indonesia sambil menunggu progres berikutnya. Dua minggu dari Indonesia, saya iseng mencoba testpack, yang selama ini teronggok dan mendekati masa kadaluarsa. Tidak ada ekspektasi, benar-benar sekedar mencoba! Tak disangka, keluar lah garis dua yang selama ini kami tunggu-tunggu. Saat itu kami baru saja sahur di hari ke-27 Ramadhan. Saya lalu menangis sejadi-jadinya. Dalam sujud subuh, tidak henti-hentinya saya bersyukur. Siang harinya, Rumah Sakit menelepon menanyakan jadwal program berikutnya. Saya katakan kalau saya hamil, dan dari seberang sana bisa saya dengar suara suster yang berkali-kali memberikan selamat… Baca juga di my POSITIVE story 🙂 Setelah hadirnya Raya, kami memutuskan untuk tidak menggunakan KB medis. Karena toh riwayat kami untuk punya keturunan juga tidak mudah dan usia pernikahan kami juga sudah masuk tahun ke-6. Maka jadi lah kami menjaga dengan semampu kami. Selain itu, saya pernah berkeinginan kalau anak pertama dan kedua berjarak dua tahun. Keinginan yang sebenarnya tidak pernah diterjemahkan dalam bentuk doa, tapi Allah dengan Maha Kuasa nya mengabulkan! Saya hamil Bita ketika Raya masih berusia 13 bulan. Jadi lah saya melakoni nursing while pregnant sejak saat itu. Alhamdulillaah Allah juga memberi kemudahan hingga akhirnya Raya menyapih dirinya sendiri di usia 21 bulan, 3 minggu sebelum Bita lahir. Prinsip saya, ASI adalah hak anak, maka selama koridor 2 tahun yang dianjurkan, saya akan berusaha semaksimal mungkin. Saya juga fokus pada pikiran positif dan bukan pada penyesalan meski Raya tidak bisa tuntas menyusu. ASI selama 2 tahun memang hak anak, tapi pemberian anak dari Allah juga adalah rezeki yang sudah tertulis di lauhul mahfudz. Allah tidak pernah salah dan saya selalu percaya bahwa DIA akan selalu menggariskan sesuatu sebagaimana kemampuan hambaNya. Jadi yang bisa saya lakukan adalah menjalani segala sesuatunya dengan sebaik dan semampu saya. Baca juga Nursing while pregnant, and then… weaning or tandem nursing? Sementara Alma, bisa dibilang kehadirannya adalah satu-satunya yang kami “rencanakan”. Saat itu kami sudah dalam proses berangkat haji dari Spanyol. Di mana tidak ada larangan bagi ibu hamil untuk berhaji. Lalu saya pikir, jika ingin lancar dalam berhaji sebaiknya saya berangkat dalam keadaan hamil trimester dua, di mana segala sesuatunya sedang nyaman-nyamannya. Maka berhitung lah kami di saat-saat yang ditentukan beberapa bulan sebelum jadwal keberangkatan. Ternyata Allah dengan segala kebaikannya mengabulkan keinginan kami. Saya pun berhaji dalam keadaan hamil Alma 4 bulan. Alhamdulillaah! Baca juga Cerita Haji Hamil dan Berhaji, Mungkinkah? Kalau mengingat itu kembali, sungguh saya malu… Betapa Allah dengan rahasiaNya mengabulkan keinginan-keinginan kami yang bahkan belum tereja dalam doa. Lalu bagaimana dengan datangnya amanah ke-4 ini? Jujur, pada awalnya saya sempat mixed–feeling. Usia Alma belum sampai setahun ketika saya mulai hamil kembali. Jelas saja, ia pun masih full menyusui. Tapi saya lantas mencoba bermuhasabah, mengingat proses dari Raya, Bita, ke Alma hingga akhirnya sampai pada titik kepasrahan bahwa anak adalah hak prerogatif Allah. Dia Yang Maha Tahu. Saya sempat berdiam diri. Tidak berbicara pada siapapun tentang hasil tes kehamilan saya. Bahkan pada suami, yang baru saya sampaikan keesokan harinya. Tapi tentu tak kuat rasanya terus-menerus menyimpan gumpal di dalam dada. Saya lalu berterus-terang, dan tepatnya, curhat dengan suami yang saat itu sudah di perantauan. Mendengar dia yang tetap tenang dan selalu bersyukur, membuat saya juga mencoba mencari jawaban untuk ketenangan. Saya flashback kembali ke memori saat tak henti berjuang mendapatkan Raya. Juga mengingat kembali betapa Allah kemudian memberi jawaban akan keinginan kami atas anak setelahnya. Jadi ketika kemudian kami diberi amanah ke-4 saat Alma anak ke-3 kami masih 10 bulan, maka ini adalah surprise dari-Nya. Sebuah hadiah, yang tidak perlu kami tunggu, karena Allah yang lebih tahu kapan saat yang terbaik. Ini lah hak-Nya, tinggal bagaimana kami berusaha menjalankan kewajiban terhadap-Nya dengan sebaik-baiknya. When it is the time, it’s gonna be the best time. Tugas kita hanya bersyukur dan bersyukur… Dan bukankah Bunda Aisyah RA saja tidak dikarunia keturunan? Padahal beliau menikah sejak muda. Jadi memang ada rahasia Allah yang kita tidak pernah tahu. Ditanya kok nggak hamil-hamil, pernah… Ditanya kapan punya anak laki-laki, pernah… Sampai dikomentari, “Wah udah hamil lagi aja, emangnya nggak KB ya?” juga pernah… 😊 Berapapun kelak jumlah keturunan yang kita punya, apapun jenis kelaminnya, itu semua adalah pertanyaan yang tidak bisa kita jawab melainkan Allah. Jadi kalau sampai kita mempertanyakan hal seperti itu, apa tidak sama saja dengan mempertanyakan ketetapan Allah? ☺ Apalah saya, kami ini dibanding yang Maha Tahu. Masa 5 tahun pertama pernikahan kami lalui hanya berdua, sementara 5 tahun berikutnya sudah bertambah 3 anggota baru. Dan sekarang di tahun ke 11, alhamdulillah sedang menanti yang keempat. Semoga Allah selalu merahmati kita dengan syukur dan kemampuan dalam mengambil hikmah dan menerima amanah-Nya. Doa saya bagi para pejuang positif, bagi para Ibu yang sedang hamil, dan bagi semua yang menginginkan menambah keturunan. Allah lah sebaik-baik pembuat rencana. Mohon doanya pula, agar titipan Allah yang ke-4 ini selalu sehat dan selamat hingga kelak terlahir ke dunia. *Disadur dan ditulis ulang dari Anak Adalah Hak Prerogatif Allah – Teh Riana
allah sebaik baik pembuat rencana